KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA
1.
Berkembangnya Kesadaran akan Kesunyian dan Dorongan akan
Pergaulan
Masa remaja bisa
disebut sebagai masa sosial karena sepanjang masa remaja hubungan sosial
semakin tampak jelas dan sangat dominan. Kesadaran akan kesunyian menyebabkan
remaja berusaha mencari kompensasi dengan mencari hubungan dengan orang lain
atau berusaha mencari pergaulan. Penghayatan kesadaran akan kesunyian yang
mendalam dari remaja merupakan dorongan pergaulan untuk menemukan pernyataan
diri akan kemampuan kemandiriannya. Langeveld
(Simanjuntak dan Pasaribu, 1984: 152) berpendapat bahwa kemiskinan akan
hubungan atau perasaan kesunyian remaja disertai kesadaran sosial psikologis
yang mendalam yang kemudian menimbulkan dorongan yang kuat akan pentingnya pergaulan
untuk menemukan suatu bentuk sendiri.
2.
Adanya Upaya Memilih Nilai-Nilai Sosial
Ada dua kemungkinan
yang ditempuh oleh remaja ketika berhadapan dengan nilai-nilai sosial tertentu,
yaitu menyesuaikan diri dengan nilai-nilai tersebut atau tetap pada pendirian
dengan segala akibatnya. Ini berarti bahwa reaksi terhadap keadaan tertentu
akan berlangsung menurut norma-norma tertentu pula. Bagi remaja yang idealis
dan memiliki kepercayaan penuh akan cita-citanya, menuntut norma-norma sosial
yang mutlak meskipun segala sesuatu yang telah di cobanya gagal. Sebaliknya, bagi remaja yang bersikap pasif
terhadap keadaan yang dihadapi akan cenderung menyerah atau bahkan apatis.
Namun, ada kemungkinan seseorang tidak akan menuntut norma-norma sosial yangkini
beralih demikian mutlak, tetapi tidak pula menolak seluruhnya.
3.
Meningkatnya Ketertarikan pada Lawan Jenis
Remaja sangat sadar
akan dirinya tentang bagaiman pandangan lawan jenis mengenai dirinya. Dalam
konteks ini, Kublen (Simanjuntak dan Pasaribu, 1984: 153) bahkan menegaskan
bahwa: the social interest of adolescent
are essentially sex social interest. Oleh sebab itu, masa remaja seringkali disebut
juga sebagai masa biseksual. Meskipun kesadaran akan lawan jenis ini
berhubungan dengan perkembangan jasmani, tetapi sesungguhnya yang berkembang secara dominan bukanlah kesadaran
jasmani yang berlainan, melainkan
tumbuhnya ketertarikan terhadap jenis kelamin yang lain. Hubungan sosial yang
tidak terlalu menghiraukan perbedaan jenis kelamin pada masa-masa sebelumnya,
kini beralih kearah hubungan sosial yang dihiasi perhatian terhadap perbedaan
jenis kelamin. Ada yang mengistilahkan bahwa dunia remaja telah menjadi dunia
erotis (Sunarto, 1998). Keinginan membangun hubungan sosial dengan jenis
kelamin lain dapat di pandang sebagai suatu yang berpangkal pada kesadaran akan
kesunyian.
4.
Mulai Cenderungan Memilih Karier Tertentu
Dikatakan oleh
Kuhlen bahwa ketika sudah memasuki masa remaja akhir, mulai tampak
kecenderungan mereka untuk memilih karier tertentu meskipun dalam pemilihan
karier tersebut masih mengalami kesulitan (Simanjuntak dan Pasaribu, 1984). Ini
wajar karena pada orang dewasapun kerap kali masih terjadi perubahan orientasi
karier dan kembali berusaha menyesuaikan diri dengan karier barunya.
REFERENSI: ALI MOHAMMAD, MOHAMMAD ASRORI, PSIKOLOGI REMAJA.
BANDUNG: BUMI
AKSARA.
0 komentar:
Posting Komentar